BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinul berasal dari bahasa Arab "addin"
yang berarti agama. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa risalah Dinul
Islam dengan tujuan memurnikan tauhid, yaitu mempercayai dan meyakini bahwa
hanya terdapat satu Tuhan yang wajib disembah, dimohonkan petunjuk dan
pertologan-Nya. Secara garis besarnya islam mengajarkan
pada umatnya untuk bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan kehendak, dan
saling menghargai.
Aqidah
Islamiah dibangun di atas rukun iman yang enam, yaitu: Iman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhirat, dan iman kepada takdir
yang baik dan yang buruk. Surat Al-A'raf, ayat 180"(yaitu) orang-orang yang
beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan "zikrullah".
Orang beriman adalah orang yang memiliki landasan hidup yang
kukuh dan benar, yakni landasan hidup yang berdasarkan wahyu Allah SWT.Dengan
landasan hidup tersebut orang beriman memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan
manusia lain. Hidup manusia yang tidak dilandasi iman, tak ubahnya seperti
kehidupan hewan ternak, yang hanya makan, minum, bekerja, tidur, dan beranak.
Sebaliknya, dengan landasan iman, hidup manusia akan terarah, sesuai dengan
yang dihekendaki penciptanya, yakni Allah SWT.
Dosa-dosa besar dalam Islam seperti
yang tersebut dalam Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad. Di sini ada 5 (lima)
dosa besar yang dicantumkan yang saya anggap sangat penting.
- Membunuh
- Mencuri
- Berzina
- Minum Miras (Alkhohol)/Narkoba
- Meninggalkan Rukun Islam yang Lima
- 70 Dosa Besar Menurut Adz-Dzahabi dalam Al-Kabair (الكبائر)
Sesuai kaidah universal yang berlaku dalam sistem penciptaan
semesta bahwa tiada seorang pun yang memiliki kepelakuan mutlak dan mandiri
selain Tuhan. Apabila sebagian fenomena memiliki pengaruh dan perbuatan maka
hal itu sesuai dengan kehendak dan izin Tuhan.
Dalam Islam juga terdapat beberapa aliran yaitu Aliran
Syi’ah, Aliran Khowarij, Aliran Mu’tazilah, Ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah,dll.
Dengan
disusunnya makalah ini damaksudkan agar menambah pengetahuan tentang Agama
Islam.
B. Rumusan Masalah
Untuk menghidari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan
makalah ini, maka saya membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya:
1. Apa arti Dinul Islam?
2. Apa tujuan Dinul Islam?
3. Bagaimana karakteristik Agama Islam?
4. Apa Rukun Iman dan Asmaul Husna?
5. Apa saja yang termasuk perbuatan
Dosa Besar?
6. Apa Afalul Ibad?
7. Apa Aliran Syi’ah?
8. Apa Aliran Khowarij?
9. Apa Aliran Mu’tazilah?
10. Apa Ahlussunnah Wal Jama’ah?
11. Bagaimana sikap periloaku orang
beriman?
C. Tujuan
Mahasiswa
mengetahui pengetahuan Agama Islam secara sempurna meliputi:
1. Ta’at
beribadah, berdzikir, berdo’a serta mampu menjadi imam dan khotib bagi yang
laki-laki.
2. Mampu
membaca Al-qur’an dan menghayati kandungan maknanya.
3. Berakhlak
mulkia mengembangkanilmu dan teknologi untuk kesejahteraan Bangsa dan Negara.
4. Memahami,
menghayati dan mengambil manfa’at dari peradaban Islam.
5. Mampu
menerapkan prinsip-prinsip Muamalah dan Syariat Islam dengan baik dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dinul Islam
Dinul berasal dari bahasa Arab "addin"
yang berarti agama, sedangkan islam itu sangat luas pengertiannya dan secara
istilah disebutkan bahwa islam itu adalah keselamatan, perdamaian yang meliputi
:
- Islam itu keselamatan, yang artinya seseorang yang memeluk agama islam akan selamat di dunia dan akhirat selama dia menjalankan apa yang terdapat dalam al-Qur'an dan Hadist sebagai pedoman hidup agama Islam.
- Islam itu perdamaian, yang artinya bahwa islam itu adalah damai dan cinta perdamaian dan sebaliknya benci terhadap permusuhan.
Secara keseluruhan bahwa Dinul
Islam itu adalah agama pembawa keselamatan kepada umat manusia sepanjang
hamba Allah tersebut menjalankan syari'at dinul Islam itu sendiri yang
berlandaskan dalam Al-qur’an dan Hadist.
Dalam Al-qur’an disebutkan dalam
surat Ali ‘imron ayat 19 yang berbunyi:
“Sesungguhnya agama yang paling di ridhoi Allah di sisi-Nya
ialah islam”
B.
Tujuan Dinul Islam
Dinul Islam yang utama adalah
bertauhid kepada Allah. asal makna tauhid adalah berkeyakinan bahwa Allah itu
Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa
risalah Dinul Islam dengan tujuan memurnikan tauhid, yaitu mempercayai dan
meyakini bahwa hanya terdapat satu Tuhan yang wajib disembah, dimohonkan
petunjuk dan pertologan-Nya.
Nabi Muhammad SAW, membawa dinul
islam berupa wahyu Allah yaitu Al-Qur'an yang menjadi petunjuk dan pedoman
hidup manusia yang pertama disamping Sunnah Nabi Muhammad SAW yang kedua
sebagai pedoman hidup manusia. Konsep islam sebagai agama tauhid adalah ajaran
sepanjang sejarah manusi dari tiap-tiap Rasul, Mulai Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,
Daud, Musa dan Isa sampai Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi yang terakhir.
C.
Karakteristik Agama Islam
Secara
garis besarnya islam mengajarkan pada umatnya untuk bersifat toleran, pemaaf,
tidak memaksakan kehendak, dan saling menghargai. Karena dalam pluralitas
setiap agama terdapat kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan walaupun dengan
cara yang berbeda asalkan tidak menyimpang dari ajaran agama tersebut.
Sebagai
agama yang sempurna dan mendapat ridlo dari Allah, Islam mempunyai
karakteristik khas yang membedakan agama islam dengan agama-agama lain
.Karakteristik islam dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang,
diantaranya:
1.
Karakteristik dalam bidang Agama
Selain
mengakui pluralisme sebagai suatu kenyataaan, islam juga mengakui adanya
universalisme, yakni menagajarkan keimanan kepada Allah dan hari akhir, berbuat
baik dan mengajak pada keselamatan.
2.
Karakteristik dalam Ibadah
Dapat
dilihat dari adanya muamalah, yaitu setiap perbuatan baik yang dilakukan adalah
semata-mata karena Allah,sehingga setiap langkah yang dilakukan oleh umat islam
bukan karena terpaksa tetapi dilakukan secara ikhlas dan mengharap ridlo-Nya.
3.
Karakteristik dalam bidang Aqidah
Keyakinan
yang dimiliki bukan hanya di hati semata, tetapi juga direfleksikan dalam
perbuatan nyata.misalnya iman kepada Allah.
4.
Karakteristik dalam bidang Pendidikan,
Ilmu, dan Kebudayaan
Islam
bersifat terbuka dan akomodatif, tetapi selektif dalam menerima ilmu dan
kebudayaan dari luar. Islam juga mewajbkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu
sejak lahir hingga ke liang lahat dan tidak membatasi sejauh mana jarak
keberadaan ilmu tersebut.
5.
Karakteristik dalam bidang Sosial
Dalam islam ajaran
untuk berbuat sosial sangat menonjol, bahkan senantiasa mengiringi pada
ibadah-ibadah lain.misalnya sholat sangat dianjurkan berjamah untuk mempererat
tali persaudaraan, keringanan bagi yang tidak mampu melaksanakan puasa dengan
membayar fidyah, ibadah qurban dan zakat untuk meringankan beban fakir miskin
agar terjalin silaturrohim antara yang kaya dan miskin atau agar tidak
ada jurang pemisah antara keduanya karna tidak ada perbedaan di hadapan Allah
SWT kecuali ketaqwaannya.
D. Rukun Iman dan Asmaul Husna
1.
Rukun
Iman
Aqidah Islamiah
dibangun di atas rukun iman yang enam, yaitu: Iman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhirat, dan iman kepada
takdir yang baik dan yang buruk.
Keenam rukun ini telah disebutkan secara jelas dalam Al-Qur`an dan sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam.
Keenam rukun ini telah disebutkan secara jelas dalam Al-Qur`an dan sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam.
Berikut penjelasan
ringkas mengenai keenam rukun iman ini:
1.
Iman kepada Allah.
Tidaklah seseorang
dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 perkara:
a.
Mengimani adanya Allah Ta’ala.
b.
Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak
ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.
c.
Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada
sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan
selain Allah Ta’ala.
d. Mengimani
semua nama dan sifat Allah yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang
Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam tetapkan untuk Allah, serta menjauhi
ta’thil, tahrif, takyif, dan tamtsil.
2.
Iman kepada para malaikat Allah.
Maksudnya kita wajib
membenarkan bahwa para malaikat itu ada wujudnya dimana Allah Ta’ala
menciptakan mereka dari cahaya. Mereka adalah makhluk dan hamba Allah yang
selalu patuh dan beribadah kepada-Nya.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah.
Yaitu kita mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah kalam-Nya, dan
kalamullah bukanlah makhluk karena kalam merupakan sifat Allah dan sifat Allah
bukanlah makhluk. kita juga wajib mengimani secara terperinci semua kitab yang namanya
disebutkan dalam Al-Qur`an seperti taurat, injil, zabur, suhuf Ibrahim, dan
suhuf Musa. Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita mengimani
secara global bahwa Allah Ta’ala mempunyai kitab lain selain daripada yang
diterangkan kepada kita. Secara khusus tentang Al-Qur`an, kita wajib mengimani
bahwa dia merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun
sebelumnya.
4.
Iman kepada para
nabi dan rasul Allah.
Yaitu mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia
yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para
makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama
sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah
para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata.
Wajib mengimani bahwa semua wahyu nabi dan rasul itu adalah benar
dan bersumber dari Allah Ta’ala. Karenanya siapa saja yang mendustakan kenabian
salah seorang di antara mereka maka sama saja dia telah mendustakan seluruh
nabi lainnya.
5.
Iman kepada hari
akhir.
Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini,
tidak ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah
Ta’ala mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang
Allah perkecualikan-, lalu mereka semua dibangkitkan untuk mempertanggung
jawabkan amalan mereka.
6. Beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
Maksudnya kita wajib mengimani bahwa semua yang Allah takdirkan,
apakah kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah
Ta’ala. Beriman kepada takdir Allah tidak teranggap sempurna hingga mengimani 4
perkara:
a.
Mengimani bahwa Allah Ta’ala
mengimani segala sesuatu kejadian, yang baik maupun yang buruk.
b.
Mengimani bahwa Allah Ta’ala
telah menuliskan semua takdir makhluk di lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum
Dia menciptakan langit dan bumi.
c.
Mengimani bahwa tidak ada
satupun gerakan dan diamnya makhluk di langit, di bumi, dan di seluruh alam
semesta kecuali semua baru terjadi setelah Allah menghendaki.
d.
Mengimani bahwa seluruh makhluk
tanpa terkecuali, zat mereka beserta seluruh sifat dan perbuatan mereka adalah
makhluk ciptaan Allah.
2. Asmaul
Husna
Berikut adalah senarai 99 nama-nama
Allah dalam Islam. "Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia)
maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu, dan
pulaukanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam masa menggunakan
nama-namaNya. Mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah
kerjakan." Surah Al-A'raf, ayat 180.
"(yaitu)
orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan
"zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang
tenteramlah hati manusia." Surah Ar-Ra'd, ayat 28.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
E. Yang
termasuk perbuatan Dosa Besar
Dosa-dosa besar dalam Islam seperti yang tersebut dalam
Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad. Di sini ada 5 (lima) dosa besar yang
dicantumkan yang saya anggap sangat penting.
F. Afalul Ibad (perbuatan hamba)
Sesuai kaidah universal yang berlaku dalam sistem
penciptaan semesta bahwa tiada seorang pun yang memiliki kepelakuan mutlak
dan mandiri selain Tuhan. Apabila sebagian fenomena memiliki pengaruh dan
perbuatan maka hal itu sesuai dengan kehendak dan izin Tuhan. “Wa maa tasya’una
illa an yasyaa’ Alllah,” dan tidak hanya sumber perbuatan yang mengikuti
kehendak Tuhan, perbuatan itu sendiri berada dalam domain kehendak Tuhan.
Dalam islam, perbedaan pandangan manusia akan perbuatannya sendiri, apakah
merupakan kehendak pribadinya ataukah telah ditentukan jauh sebelum perbuatan
itu terlahir?
Dalam masalah perbuatan manusia (af’alul ibad), yang
menjadi pokok permasalahan adalah: Kehendak (iradah), Kesanggupan (kudrah),
dan kasab (kemampuan manusia itu sendiri).
1.
Bebas Berbuat dan Berkehendak
Menurut Mu’tazilah setiap manusia mempunyai keinginan,
yang mana keinginan tersebut bisa untuk dilakukan, tapi tidak wajid bisa
dilakukan secara mutlak.
2.
Kehendak Tuhan dan Kehendak Manusia
Tuhan memberikan kebebasan berbuat terhadap manusia, “Dan
kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki
Allah, Tuhan semesta alam”. Manusia tidak bisa berbuat apa-apa dengan
tanpa irodah Tuhan, keinginan manusia bukanlah keinginan yang mutlak untuk
bisa dilaksanakan, Tuhan memberikan rasa berkeinginan untuk berbuat, dan
keinginan itu bisa dicapai dengan dua jalan. Pertama: Petunjuk. Kedua:
Menyimpang atau sesat. kedua Teori ini tidak lepas dari Kontrol Tuhan.
“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya dia menjadikan kamu satu umat (saja),
tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang
apa yang Telah kamu kerjakan”. Dengan maksud bahwa apabila Tuhan
memberikan kedua pilihan apakah penyimpangan atau petunjuk, maka bukan
berarti manusia itu diberi kebebasan untuk memilih diantara keduanya itu,
akan tetapi keduanya itu merupakan suatu hasil dari perbuatan yang berkaitan
dengan sebab dan musabab. Apa-apa saja yang bisa menyebabkan untuk mendapatkan
petunjuk dan kesesatan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa petunjuk
merupakan buah amal shaleh, dan kesesatan buah dari amal qobih.
3.
Perbuatan Baik dan Buruk
Kemampuan untuk berbuat baik merupakan suatu perintah yang
jelas dari Tuhan, adapun sifat buruk atau ketentuan buruk maksudnya adalah
suatu sifat yang diciptakan buruk, bukan berarti ketentuan tersebut buruk
yang berasal dari Tuhan. Karena setiap yang berasal dari Tuhan tidak ada yang
buruk, semuanya merupakan kebaikan dan hikmah. Akan tetapi keburukan pada
yang memperbuatnya. Karena yang dimaksud disini adalah keburukan yang
diperbuat.
G.
Aliran Syi’ah
Syi’ah dilihat dari segi bahasa berarti pengikut,
pendukung, partai atau kelompok, sedangkan secara terminology adalah sebagian
kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk
pada keturunan Nabi Muhammad SAW atau orang yang disebut sebagai ahl al-bait.
Poin penting dalam doktrin Syi’ah adalah pernyataan bahwa segala petunjuk
agama itu bersumber dari ahl al-bait. Mereka menolak petunjuk-petunjuk
keagamaan dari para sahabat yang bukan ahl al-bait atau para
pengikutnya.
H. Aliran Khowarij
Secara bahasa kata khawarij berarti orang-orang yang
telah keluar. Kata ini dipergunakan oleh kalangan Islam untuk menyebut
sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali ibn Abi Thalib r.a. karena
kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah menerima tawaran tahkim
(arbitrase) dari kelompok Mu’awiyyah yang dikomandoi oleh Amr ibn Ash dalam
Perang Shiffin ( 37H / 657 ).
Jadi, nama khawarij bukanlah berasal dari kelompok ini.
Mereka sendiri lebih suka menamakan diri dengan Syurah atau para penjual,
yaitu orang-orang yang menjual (mengorbankan) jiwa raga mereka demi keridhaan
Allah, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah : 207. Selain itu, ada juga
istilah lain yang dipredikatkan kepada mereka, seperti Haruriah, yang
dinisbatkan pada nama desa di Kufah, yaitu Harura, dan Muhakkimah,
karena seringnya kelompok ini mendasarkan diri pada kalimat “la hukma illa
lillah” (tidak ada hukum selain hukum Allah), atau “la hakama illa Allah”
(tidak ada pengantara selain Allah).
I. Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah merupakan aliran
theologi Islam terbesar dan tertua, yang telah memainkan peranan penting
dalam sejarah dunia Islam
Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih pada permulaan abad pertama Hijriah di kota Basrah (Irak), pusat ilmu dan peradaban Islam dikala itu, tempat peraduan aneka kebudayaan asing dan pertemuan bermacam-macam agama. Pada waktu itu banyaklah orang-orang yang hendak menghancurkan Islam dari segi Akidah, baik mereka yang menamakan dirinya Islam maupun tidak. Sebagaimana diketahui, ejak Islam meluas banyaklahbangsa-bangsa yang masuk Islam dan hidup dibawah naungannya.
J. Ajaran Ahlissunah Wal Jama’ah
Istilah “Ahlusunnah Waljamaah”
adalah sebuah istilah yang dieja-Indonesiakan dan kata Ahlusunnah Waljamaah”
اهل السنه والجماعه.
Ia merupakan rangkaian dari kata-kata:
a. Ahl
(Ahlun), berarti “galongan”atau “pengikut’
b.
Al-Sunnah (al-Sunnatu), berarti “tabiat/perilaku
jalan hidup/perbuatan
yang mencakup ucapan dan tindakan Rasulullah SAW.
c.
Wa, yang berarti “dan atau “serta”
d. Al-Jamaa’ah
(al-jamaah), berarti ‘Jamaah” yakni jamaah para sahabat Rasul SAW. Maksudnya ialah perilaku atau
jalan hidup para sahabat.
Dengan demikian, maka secara
etimologis, istilah “Ahlusunnah Waljamaah / golongan yang senantiasa
mengikuti jalan hidup Rasul SAW. dan jalan hidup para sahabatnya. Atau, golongan yang berpegang
teguh pada Sunnah Rasul dan Sunnah (Tariqah) para sahabat, lebih khusus lagi, sahabat empat (Abu
Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin ‘Affan, dan Ali bin Abi Talib).
K. Sikap perilaku orang beriman
Orang beriman adalah orang yang memiliki landasan hidup
yang kukuh dan benar, yakni landasan hidup yang berdasarkan wahyu Allah SWT.Dengan
landasan hidup tersebut orang beriman memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan
manusia lain. Hidup manusia yang tidak dilandasi iman, tak ubahnya seperti
kehidupan hewan ternak, yang hanya makan, minum, bekerja, tidur, dan beranak.
Sebaliknya, dengan landasan iman, hidup manusia akan terarah, sesuai dengan
yang dihekendaki penciptanya, yakni Allah SWT.
Sikap dan perilaku orang beriman diantaranya:
1. Taqwa kepada Allah SWT.
2.
Berbuat
baik kepada kedua orang tua.
3. Berbuat baik kepada sesama manusia.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dunia
ini ada beberapa golongan islam dan semua mengakui bahwa golongannya itu
menganut ajaran yang benar. Sehingga tak jarang sering terjadi perpecahan
antar golongan Islam dibelahan dunia ini.
B. Saran
Pilihlah
golongan islam yang ajarannya sesuai dengan Al-qur’an dan Hadits (tidak
sesat).
DAFTAR PUSTAKA
Pakpahan, Hendra. “Dinul Islam”. “
http://dinulislami.blogspot.com/2009/08/dinul-islam.html
(diakses tanggal 02 Oktober 2012)
cooleeach. “Karakteristik
Agama Islam”. http://p3cell.blogspot.com//2010/01/karakteristik-agama-islam
(diakses tanggal 02 Oktober 2012)
Al Mughni, Fajri. “Afalul Ibad”. “ http://yusifmembaca.blogspot.com/2011/12/afalul-ibad.html (diakses
tanggal 02 Oktober 2012)
Ciremai, Anak. “Makalah Aqidah Tentang Sikap dan
Perilaku Orang Beriman”. http://anakciremai.com/2008/04/makalah-aqidah-tentang-sikap-dan.html
(diakses tanggal 02 Oktober 2012)
Ummati. “Apa Itu Ahlussunnah Wal Jamaah?”. http://ummatipress.com/2012/04/15/apa-itu-ahlussunnah-wal-jamaah.html.
(diakses tanggal 02 Oktober 2012)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar